Hujan
di Akhir Tahun
oleh Gigih Sadewo
Seorang Mahasiswa membawa secarik
kertas yang basah dan payung seperti kehujanan masuk panggung. Mondar-mandir
tak tahu hendak kemana lalu diam.
Laki-laki dengan kemeja, celana pendek
dan sepatu duduk di kursi merapal pekerjaan. Laki-laki lain berdiri sambil
menghitung uang.
PENSIL:
Ngecat pagar
besok lusa, hari ini ngganti plafon, hari jumat bikin saptick tank, sorenya
ngitung beton, ngaspal jalan tiga hari lagi…
PENGGARIS:
Sil, Pensil…
Sudah aku bilang dari dulu kan. Coba kamu nurut, nggak bakalan begini jadinya.
Sekarang kamu sendiri kan yang repot?
PENSIL:
Ah, kamu
bisanya menyalahkan saja. Dari dulu cuma ngomong, ngitung duitnya saja. Yang
kerja aku…
PENGGARIS:
Lho lho lho,
saya ini kan manager. Siapa lagi coba yang ngurusi adminstrasi, tender, dan
segala sesuatunya itu kalau bukan Penggaris? Wong kamu ngomong sama SPG aja
nggak berani.
PENSIL:
Eitt!! Ini
nggak ada hubungannya sama SPG lho! Beda urusannya. Lagi pula waktu itu kan bukan
aku yang memecahkan kacanya.
PENGGARIS:
Oh iya, besok
sore harus sudah beres itu! Gimana jendela-jendelanya, sudah kamu buat semua
kan?
PENSIL:
Waduh iya,
kayunya aja belum ada, gimana ini ris? Nyesel juga aku kemarin nolak tawaran
Penghapus. Aduh..aduh… gimana ini? Padahal bulan ini harus selesai semuanya.
PENGGARIS:
Hmm,
Penghapus! Satu-satunya solusi ya nunggu Penghapus, cuma dia yang bisa
menyelesaikan segala sesuatu dalam waktu singkat. Telpon, telpon dia!
PENSIL:
Oke,
(mengeluarkan ponsel dari sakunya). Halo? Halo Penghapus? Kamu dimana ini kok
kemresek?... Ha, di jalan, mau kesini?... oke oke,… apa? tugas terakhir?... ya,
bawa kesini aja, ayo diselesaikan bareng-bareng… oke! Kamu kesini naik apa?...
Lho? Kok diam aja? Pus, Penghapus? Woi! Lha mati, o… pulsaku habis ris.
PENGGARIS:
Gimana gimana?
Sudah bilang, ada tugas yang harus dia kerjakan?
PENSIL:
Walah! Lupa
aku ris, waduh gimana ya? Tapi katanya mau kesini.
PENGGARIS:
Ya sudah, kita
tunggu saja. Beruntung kita punya dia, Cuma dia yang bisa diandalkan…. Selain
aku! Hahaha
PENSIL:
Lha aku?
Berarti pupuk bawang?
PENGGARIS:
Ahahaha
Seorang laki-laki dengan pakaian lusuh
datang membawa beberapa cat dan kuas.
PENGHAPUS:
Selamat sore
teman-teman! Sebetulnya saya mau kesini sejak pagi tadi, tapi hujan. Ini tadi
tinggal gerimisnya saya terjang saja. Hehehe
PENSIL:
Selamat sore!
Wah wah duduk sini dulu, kamu pasti capek (sambil memijat pundak Penghapus).
Kamu memang yang paling serius diantara kita!
PENGGARIS:
Paling Hebat!
PENSIL:
Tampan!
PENGGARIS:
Dermawan…
PENGHAPUS:
Tunggu tunggu,
ini pasti ada apa-apanya…
PENSIL:
Hehehe… begini
pus, Penggaris mau ngomong…
PENGGARIS:
Hm… seperti
biasa pus, akhir bulan temanmu ini punya banyak pekerjaan yang belum beres.
Kamu kan yang paling professional, hehe minta tolong ya?
PENGHAPUS:
Pekerjaan yang
mana itu?
PENSIL:
Masang
keramik?
PENGHAPUS:
Sudah…
PENSIL:
Ngecor kolom?
PENGHAPUS:
Beres…
PENSIL:
Lha kalau
jendela, sudah juga?
PENGHAPUS:
Sudah dipasang
malahan…
PENGGARIS:
Lho gimana?
Kita kan belum beli kayu? Kok bisa sudah selesai?
PENGHAPUS:
Bekisting
kolom kemarin itu kan juga kayu…
PENSIL:
Engselnya
sudah ada juga berarti?
PENGHAPUS:
Pake karet ban
sama saja…
PENGGARIS:
Lho kok koyok
kombong pitik ngono rek?
PENGHAPUS:
Ya begitu itu
kalau mau cepat. Cepet kok kepingin bagus?
PENGGARIS:
Berarti
keramik, plafon, pagar, listplank? Semuanya itu…
PENGHAPUS:
Ya diakalilah
ris… Kalau mau sesuai aturan ya harus dikerjakan dari kemarin-kemarin.
PENSIL:
Betul itu!
Kamu memang hebat!
PENGGARIS:
Betul
gundulmu! Ini semua gara-gara kamu suka nunda-nunda pekerjaan.
PENGHAPUS:
Sudah sudah,
ndak usah dipikir dan jangan dipermasalahkan! Ada tugas terakhir yang harus
kita selesaikan. Ini waktunya coret-coret, hepi-hepi. Lho, hujannya reda juga
kan? Ayo, kamu suka warna apa?
PENSIL:
Aku yang ini
saja, merah lambang semangat, simbol keberanian. Hehe
PENGGARIS:
Aku yang
hijau! Lambang kesuburan, kemakmuran hahaha.
PENGHAPUS:
Berarti aku
yang kuning, lambang apa ini?
SEMUA:
Hahahahahahahahahahaha….
PENSIL:
Aku kepingin
tahun depan dapat jodoh, aku gambar perempuan seksi!
PENGGARIS:
Kamu itu punya
apa kok kepingin dapet perempuan? Kamu harus punya mobil mewah, rumah megah,
dan semua yang wah.
PENSIL:
O.. yaya
(menggambar).
PENGGARIS:
Kalau aku
kepingin tahun depan kita nggak kelaparan, aku gambar makanan yang banyak.
Asiik!
PENSIL:
Berarti harus
ada minumannya (menggambar minuman). Anggur… hahahaha
PENGGARIS:
Hei! Pus, kok
melongo aja dari tadi? Kamu nggak nggambar?
PENSIL:
Ya, nggak ada
warna kuningnya nggak asik. Ayo pus!
PENGHAPUS:
Kalau urusan
nggambar, aku nggak bisa cepet-cepetan. Ini masa depan, harus dipikirkan
matang-matang. Emm, aku gambar jam saja. Biar kita bisa menyelesaikan semuanya
tepat waktu.
PENGGARIS:
Wah bagus itu!
Setuju aku!
Mereka bertiga menggambar sambil
tertawa-tawa. Seorang Mahasiswa di panggung, melihat kelangit dan menutup
payungnya.
MAHASISWA:
Wah sudah reda!
Sebuah
tulisan, Aku temukan dia di becek…
Butir-butir
uap musim kemarau
Menghitam
dan bergesekan
Langit kehabisan nafas
Sekarang waktunya
Kita tak bisa pergi
Banjir
dapat kita sisir
Hujan
dapat kita hentikan
Tiga
kilat akan tamat
Di
tangan kita
Musim semi pun terbit
Pelangi
yang mengantarnya
Mahasiswa
pergi melanjutkan perjalanannya.
Gg_Pelat(22.12.12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar